Terlambat Berhijab
Eni Mu'ta
Jika ada yang mengusik pemakaian hijab(kerudung) pada anak-anak
perempuan kaum muslimin sejak dini, dengan dalih pemaksaan kehendak, berdampak
buruk pada psikologi anak, justru saya merasa telat berhijab. Kenapa gak sedari
dini pakai hijab.
.
Seingat saya, masa kecil dulu masih anak-anak balita gak dipakein hijab.
Buktinya beberapa foto masa kecil sukanya dikuncir pinggir dengan poni datar.
Tapi bukan berarti orangtua saya tidak mengenalkan hijab.
.
Masa itu, saya dan kebanyakan teman-teman seusia pakai hijab klo ngaji atau TPQ
saja. Klo sekolah (MI) gak pakai hijab, apalagi main-main. Tapi klo ada acara
keagamaan di sekolah pakai hijab. Termasuk saat pondok ramadhan dan hari raya
saat shalat idul fitri saja.
.
SMP saya baru pakai hijab saat sekolah dan ketika bepergian keluar rumah, atau
ada acara-acara. Kalau main atau lagi nyapu halaman rumah gak pakai hijab.
Meskipun saat itu sudah baligh. (Duh... Benar-benar gak ngerti). Ngertinya kalo
berhijab itu saat ada acara seremonial.
.
Saat Aliyah (MAN), sekolah pakai hijab termasuk ketika keluar asrama. Karena
semua begitu dan malu klo ketemu teman. Bukan karena benar-benar memahami
kewajiban menutup aurat dengan sempurna.
.
Baru benar-benar pakai hijab secara sempurna dan benar-benar memahami batasan
aurat, serta ngerti perbedaan khimar (kerudung) dan jilbab (pakaian panjang)
itu saat semester akhir kuliah. Ya Allah... Telat banget kan? Kemana aja selama
ini?.
.
Merasa udah tampil benar padahal belum. Mulailah ada keresahan dalam diri.
Banyak teman-teman yang awal masuk kampus gak berhijab, satu persatu mulai
berhijab. Yang awalnya pakai hijab tapi masih cegak dan pakai celana jeans,
berubah pakai baju panjang.
.
Aku? Masih tetap gini-gini aja (udah berkerudung sih, tapi udah kalah perubahan
dengan lainnya). Mulailah mencari tau. Alhamdulillah akhirnya ngerti setelah
ikut ngaji-ngaji. Dan mau mengubah penampilan diri. Meski awalnya merasa berat
dan aneh.
.
Begitulah Islam, apa yang kita pelajari dan pahami harus dilaksanakan, meski
kadang terasa berat. Karena gak sedikit yang fashih ilmu agama tapi enggan
menjalankan, apalagi sampai menentang ajaran Islam. Seperti yang katanya
tesisnya bahas jilbab tapi gak pakai jilbab. Pinter kok jadi keblinger.
Astagfirullah...
.
Maka penting banget melatih anak untuk taat syari'at sejak dini. Agar ketika
mereka sudah baligh siap menjalankan kewajiban terikat dengan syari'at dan bisa
istikamah menjalankan. Bukan karena ikut-ikutan teman atau trend fashion, tapi
karena muncul dari kesadaran dan pemahaman.
.
Orangtua memegang peran utama dalam membangun keimanan bagi anak-anaknya.
Mengajari syari'at islam, baik melalui nasehat maupun praktik secara langsung.
Karena anak adalah amanah, wajib di jaga dan di didik dengan benar sesuai
syari'at Islam
.
Keluarga muslim adalah keluarga yang taat pada syari'at. Bukan keluarga yang di
bangun atas kebebasan (liberalisme) dan melakukan sesuatu berdasarkan asas
manfaat manusia. Rule model keluarga muslim adalah menjadikan Islam sebagai
view of life. Jangan kasih kendor kuatkan iman dan terapkan syari'at Islam
dalam segala aspek kehidupan.
#1
02/10/2020
#Revowriter
#MenyalaBersamaRevowriter
#TwoDaysOnePost
#TDOPPart4

0 Komentar